MERANCANG
ANALISIS KEBUTUHAN
(NEED ASSESSMENT)
Disusun
Dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Tersetruktur
Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI
Dosen
Pengampu: Donny Khoirul Azis,
M.Pd.I
Di susun Oleh:
Salman Alfarisi 092338
Siti Iskarimah 102331171
Khasan 102331157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu bagian
terpenting dalam dunia pendidikan. Dimana di dalam proses pembelajaran inilah
hasil dari pendidikan ditentukan. Ketika proses ini berjalan baik, maka baik
pulalah hasil dari pendidikan itu dan begitu pula bila prosesnya buruk maka
buruk pulalah hasilnya. Namun begitu, proses pembelajaran di indonsia sering
kali berjalan kurang maksimal. Ke kurang maksimalan ini disebabkan oleh
berbagai hal yang diantara hal itu adalah kurangnya perencanaan dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung tidak seperti seharusnya.
Untuk memaksimalkan proses pembelajaran hingga bisa
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukanlah perencanaan
pembelaran terlebih dahulu. Sedangka sebelum membuat perencanaan pembelajaran,
terlebih dahulu kita perlu melakukan analisis kebutuhan terhadap siswa. Hal ini
perlu dilakukan agar nantinya materi/pelajaran yang diterima oleh siswa benar –
benar suatu yang dibutuhkan oleh siswa. Oleh karena pentingnya analisis
kebutuhan ini, maka disini kami akan sedikit membahas tentang analisis
kebutuhan atau yang sering juga disebut need assessment.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kesimpang siuran pembahasan dan untuk
mengerucutkan pembahasan maka kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu analisis keutuhan?
2. Apa fungsi analisis kebutuhan?
3. Bagaimana langkah-langkah analisis kebutuhan?
4. Apa peranan analisis kebutuhan?
5. Bagaimana menganalisis kebutuhan dalam belajar mengajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Kebutuhan (Need
Assessment)
Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil
(1985) mendefinisikan need assessment sebagai: ”the process by which
one defines educational needs and decides what their priorities are”.
Sejalan dengan pendapat McNeil, Seels dan Glasglow (1990) menjelaskan tentang
pengertian need assessment : “it meqns a plan for gathering
Information about discrepancies and for using that information to make
decisions about priorities”[1]. Sedangkan menurut
Anderson analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan sekaligus
menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu
cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang
diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi
yang ada (what is). Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi
ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau
kondisi nyata.
Ada beberapa hal yang melekat pada pengertian need
assessment. Pertama; need assessment merupakan suatu proses
artinya ada rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan need assessment. Need
assessement bukanlah suatu hasil, akan tetapi suatu aktivitas tertentu
dalam upaya mengambil keputusan tertentu. Kedua; kebutuhan itu sendiri pada
hakikatnya adalah kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian maka, need assessment
merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang kesenjangan yang seharusnya
dimiliki setiap siswa dengan apa yang telah dimiliki.[2].
B. Fungsi Analisis Kebutuhan
Metode Need Assessment dibuat untuk bisa
mengukur tingkat kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa
yang diharapkan dan apa yang sudah didapat. Dalam pengukuran kesenjangan
seorang analisis harus mampu mengetahui seberapa besar masalah yang dihadapi.
Beberapa fungsi Need Assessment menurut Morisson
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan yang
relevan dengan pekerjaan atau tugas sekarang yaitu masalah apa yang
mempengaruhi hasil pembelajaran.
2. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak
yang terkait dengan finansial, keamanan atau masalah lain yang menggangu
pekerjaan atau lingkungan pendidikan
3. Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.
4. Memberikan data basis untuk menganalisa
efektifitas pembelajaran.
Ada enam macam kebutuhan yang biasa digunakan
untuk merencanakan dan mengadakan analisa kebutuhan (Morrison, 2001: 28-30).
1. Kebutuhan Normatif
Membandingkan peserta didik dengan standar
nasional, misal, UAN, SNMPTN,
dan sebagainya.
2. Kebutuhan
Komperatif, membandingkan peserta didik pada satu kelompok dengan kelompok lain
yang selevel. Misal, hasil Ebtanas SLTP A dengan SLTP B.
3. Kebutuhan yang
dirasakan, yaitu hasrat atau kinginan yang dimiliki masing-masing peserta didik
yang perlu ditingkatkan. Kebutuhan ini menunjukan kesenjangan antara tingkat
ketrampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan. Cara terbaik untuk
mengidentifikasi kebutuhan ini dengan cara interview.
4. Kebutuhan yang
diekspresikan, yaitu kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu diekspresikan
dalam tindakan. Misal, siswa yang mendaftar sebuah kursus.
5. Kebutuhan Masa
Depan, Yaitu mengidentifikasi perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa
mendatang. Misal, penerapan teknik pembelajaran yang baru, dan sebagainya.
6. Kebutuhan
Insidentil yang mendesak, yaitu faktor negatif yang muncul di luar dugaan yang
sangat berpengaruh. Misal, bencana nuklir, kesalahan medis, bencana alam, dan
sebagainya.
C. Langkah-langkah Analisis Kebutuhan
Glasgow menggambarkan need assessment dalam
bentuk kegiatan yang dimulai dari tahapan pengumpulan informasi sampai
merumuskan masalah. Sedangkan Morrison menggambarkan Need assessment dalam
bentuk kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai membuat laporan akhir.
Bentuk langkah-langkah need assessment menurut
Glasgow sebagai berikut:
1.
Tahapan
pengumpulan Informasi; dalam tahapan ini seorang desainer harus bisa memahami
dan mengumpulkan informasi dari para siswa cakupan pengumpulan informasi bisa
beragam seperti karakteristik siswa, kemampuan personal, dan problematic
didalam pembelajaran.
2.
Tahapan
identifikasi kesenjangan; menurut Kaufman mengidentifikasi kesenjangan yaitu
dengan menggunakan metode Organizational Element Model yang dimana dalam metode
ini menjelaskan adanya lima elemen yang saling berkaitan. Dimulai dari
input-proses-produk-output-outcome.
3.
Analisis
Performa; tahapan ini dilakukan setelah desainer memahami berbagai informasi
dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada. Dalam hal ini ketika menemukan
sebuah kesenjangan, diidentifikasi kesenjangan mana yang dapat dipecahkan
melalui perencanaan pembelajaran dan mana yang memerlukan pemecahan yang lain.
4.
Identifikasi
Hambatan dan Sumber; dalam tahapan ini pelaksanaan suatu program berbagai
kendala bisa muncul sehingga dapat berpengaruh terhadap kelancaran suatu
program. Berbagai kendala bisa meliputi dari waktu, fasilitas, bahan, dan
sebagainya. Sumber-sumbernya juga bisa dari pengorganisasian, fasilitas, dan
pendanaan.
5.
Identifikasi
Karakteristik Siswa; tahapan ini merupakan proses pengidentifikasian
masalah-masalah siswa. Karena Tujuan utama dalam desain pembelajaran adalah
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa.
6.
Identifikasi
tujuan; mengidentifikasi tujuan merupakan
salah satu tahapan penting yang ada didalam need assessment, karena
mengidentifikasi tujuan merupakan proses penetapan kebutuhan yang dianggap
mendesak untuk dipecahkan sesuai dengan kondisi, karena tidak semua kebutuhan
menjadi tujuan.
7.
Menentukan
permasalahan; tahapan ini adalah tahap akhir dalam proses analisis, yaitu menuliskan
pernyataan adalah
sebagai pedoman dalam penyusunan proses desain instruksional.
Sedangkan menurut Morrison langkah-langkah need
assessment sebagai berikut:
1.
Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa
yang akan terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya.
2.
Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam
penyebarannya (distribusi)
3.
Analisa data
: setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan
pertimbangan : ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan
4.
Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat
bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan
penjelasan singkat, rekomendasi yang terkait dengan data.
D. Peranan Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan alat yang konstruktif dan
positif untuk melakukan perubahan. Perubahan yang didasarkan atas logika yang
bersifat rasional,
perubahan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok dan individu.
Perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan
mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana
seharusnya”.
Tiga
langkah penting yang dilakukan oleh guru inovatif dalam menyiapkan rencana
pembelajaran dengan memasukkan unsur analisis kebutuhan yang disisipkan di
antara pemilihan materi dengan pemilihan strategi pembelajaran, sebagaimana
contoh bagan berikut:
1.
Apa yang diajarkan?
2.
Mengapa mengajarkan yang kita
ajarkan?
3.
Bagaimana mengajarkan?
E. Analisis Kebutuhan Dalam Belajar
Mengajar
1.
Ketika guru diserahi tugas
mengajar dan akan mulai melaksanakan tugas, seorang guru harus memusatkan
perhatian ke arah pencapaian tujuan, lalu memperhatikan materi yang menunjang
tujuan serta menentukan cara penyampainnya.
2.
Setelah
terpilih materi yang akan diajarkan, guru menelaah kembali materi terpilih
untuk dicocokkan dengan kebutuhan siswa. Inilah inti perbedaan antara
perencanaan pengajaran tradisional dengan perencanaan yang memikirkan kebutuhan
siswa.Dalam pendidikan inovatif, peserta didik merupakan focus dari seluruh
proses kegiatan.
3.
Guru yakin
terhadap materi, lalu menentukan strategi yang tepat untuk penyampaian materi
tersebut, meliputi: pemilihan cara atau metode, pengelolaan kelas dan media
yang digunakan untuk mendukung penyampaian.
Untuk dapat melaksanakan tugas pendidikan baik guru seyogyanya harus
paham tentang “alat” dan “tujuan”. Dengan memahami tujuan, maka akan tepat
dalam memilih alternative alat untuk mencapainya. Gagal mengidentifikasi “apa”
yang akan dicapai sebelum menentukan “bagaimana” mencapainya dengan resiko
sesedikit mungkin, dengan biaya sehemat mungkin, akan gagal pula mencapai sukses
secara optimal. Analisis kebutuhan merupakan seperangkat alat dan teknik
formal, serta cara untuk mencermati dunia secara lebih ilmiah karena memandang
alat dan tujuan dalam satu perspektif kesatuan yang bermakna.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Need Assessment (analisis kebutuhan)
adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang
diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi
yang ada (what is).
Metode Need Assessment dibuat untuk bisa mengukur
tingkat kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa yang
diharapkan dan apa yang sudah didapat.
Langkah – langkah Analisis kebutuhan
digambarkan oleh Glasgow
dalam bentuk kegiatan yang dimulai dari tahapan pengumpulan informasi sampai
merumuskan masalah. Sedangkan Morrison menggambarkan Need assessment dalam
bentuk kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai membuat laporan akhir.
Cara mengaplikasikan analisis kebutuhan
dalam belajar mengajar adalah guru harus memusatkan perhatian ke arah pencapaian tujuan untuk
kemudian mencari materi yang tepat agar tujuan tersebut dapat tercapai. Setelah
tujuan dan materi dikuasai maka tinggal menerapkan strategi dan metode yang
sesuai untuk diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H. Wina Sanjaya, M.Pd (2008)
Perencanaan dan desain system pembelajaran, Jakarta.kencana group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar