TUGASUTS
Khasan,
102331157, 5PAI4, Pengembangan Kurikulum
Secara
Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal
dari dunia olah raga pada zaman Romawi
Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari
garis start sampai garis finish.
Menurut
para ahli
a) Kurikulum adalah Rancangan
Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk
menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)[1][2]
b) Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau
urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran
mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter
V. Good dalam Oliva, 191:6)
c) Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah
bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)
d) Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk
memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J.
Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
e) Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan
tujuan khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan
meanifestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka
atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di
dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6)
f) Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun
non formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan
skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan
sekolah (Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7)
g) Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan
pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi),
agar dapat pebelajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel
Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 1991:7)
h) Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat
elemen yaitu program belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan
kurikulum tersembunyi (Abert I. Oliver dalam Oliva, 1991:7).
i)
Kurikulum
mengandung konten (suject matter), pernyataan tujuan (terminal objective),
urutan konten, pre-asesmen dari entri skil yang dipersyaratkan pada siswa
ketika mulai belajar konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7).
j)
Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan,
sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di
dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh
dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan. (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil)
B.
Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi
sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau
pengawasan. Bagi orang tua,kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membinbing
anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Sedangkan bagi siswa, kuriklum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
C. Tujuan Kurikulum
Kurikulum disusun dengan tujuan antara lain agar
dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :
a. Belajar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Belajar untuk memahami dan menghayati.
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain.
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
a. Belajar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Belajar untuk memahami dan menghayati.
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain.
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
D. Dimensi Kurikulum
S. Hamid Hasan (1988)
mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi
pengertian, dimana satu dimensi lainnya saling berhubungan. Ketiga dimensi
kurikulum tersebut yaitu,
1. Kurikulum
sebagai suatu ide/ gagasan,
2. Kurikulum
sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan
dari kurikulum sebagai suatu ide,
3. Kurikulum
sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum
sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis, dimensi
kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis.
E.
Peranan Kurikulum
1) Peranan
Konservatif
Kebudayaan
sudah ada sebelum lahirnya suatu generasi dan tidak akan pernah mati walau
generasi yang bersangkutan sudah habis. Kebudayaan yang diperlukan oleh manusia
dan diwujudkan dalam tingkah laku, bahkan kebudayaan terwujud dan didirikan
dari perilaku manusia. Kebudayaan mencakup aturan yang berisi kewajiban dan
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak atau tindakan yang dilarang dan
yang diizinkan.
2) Peranan
Kritis dan Evaluatif
Kebudayaan
senantiasa berubah dan bertambah sejalan dengan perkembangan zaman yang terus
berputar. Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga
menilai dan memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Maksudnya,
kurikulum itu selain mentransmisikan nilai-nilai kepada generasi muda, juga
sebagai alat mengevaluasi kebudayaan yang ada
3) Peran
Kreatif
Kurikulum
melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menciptakan dan
menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa mendatang
dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu dalam setap potensinya,
kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan
ketrampilan baru, sehingga memberkan manfaat bagi masyarakat.
2. Landasan pengembangan kurikulum
a. Landasan
filosofis
Secara
harfiah filosofis (filsafat) berarti “ cinta akan kebijaksanaan”. Orang belajar
berfilsafatagar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak. Untuk
dapat mengerti kebijakan dan berbuat secara bijak, ia hars tahu dan
berpengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh mellui proses berpikir, yaitu
berpikir secara sistematis, logis dan mendalam.
Filsafat
mencakup kseluruhan pengetahuan manusia, berusaha melihat segala yang ada ini
sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan mencoba mengetahui kedudukan manusia
didalamnya. Sering dikatakan bahwa filsafat merupakan ibu dari segala ilmu.
Filsafat juga membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk
masalah – masalah pendidikan, inilaah yang disebut filsafat pendidikan yang
merupakan landasan filosofis dari pendidikan itu sendiri,
b. Landasan
psikologis
Munusia
berbeda dengan benda atau tanaman, karena benda atau tanaman tidak mempunyai
aspek psikologis. Manusia juga lain dari binatang, karena kondisi psikologis
manusia jauh lebih tinggi tarafnya dan lebih komplek dibandingkan dengan
binatang. Berkat kemampuan – kemampuan psikologis yang lebih tinggi inilah
seungguhnya manusia menjadi lebih maju, lebih banyak memiliki kecakapan,
pengetahuan, dan keterampilan dibandingkan dengan binatang.
Kondisi
psikologis merupakan merupakan karakteristik psiko-fisik sseorang sebagai
indifidu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan
lingkungannya. Perilaku – perilaku tersebutmerupakan manifestasi dan ciri –
ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, perilaku
kognitif, afektif,dan psikomotor.
Kondisi
psikologis tiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangannya, latar
belakang sosial budaya juga karena perbedaan faktor – faktor yang dibawa kelahirannya.
Kondisi ini pun berbeda pula bergantung pada konteks, peranan, dan status
individu diantara individu – individu yang lainnya. Oleh karena itu, interaksi
yang tercipta dalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis
para peserta didik maupun kondisi pendidiknya.
c. Landasan
sosiologis
Landasan
sosiologis menyangkut kekuatan-kekuatan sosial di masyarakat. Kekuatan-kekuatan
itu berkembang dan selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Kekuatan itu dapat berupa kekuatan yang nyata maupun yang potensial, yang
berpengaruh dalam perkembangan kebudayaan seirama dengan dinamika masyarakat.
Faktor
kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan kurikulum dengan
pertimbangan :
1)
Individu lahir tak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya.
2)
Kurikulum dalam suatu masyarakat pada dasarnya merupakan refleksi dari cara
orang berpikir, berasa, bercita-cita, atau kebiasaan-kebiasaan.
3)
Seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut kebudayaan.
d. Landasan
IpTek
Pendidikanmerupakanusahamenyiapkansubjekdidik
(siswa) menghadapilingkunganhidup yang mengalamiperubahan yang semakinpesat. Pendidikanadalahusahasadaruntukmenyiapkanpesertadidikmelaluikegiatanbimbingan,
pengajarandanataulatihanbagiperannya di masa yang akandatang.
Teknologiadalahaplikasidariilmupengetahuanilmiahdanilmu-ilmulainnyauntukmemecahkanmasalah-masalahpraktis.
Ilmudanteknologitakdapatdipisahkan. Ilmupengetahuandanteknologiberkembangteramatpesatseiringlajunyaperkembanganmasyarakat.
3.
Empat komponen kurikulum
a. Tujuan
Tujuan
kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama perkemangan tuntutan,
kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran – pemikiran
dan terarah pada pencapaian nilai – nilai filosofis, terutama falsafah negara.
Kita mengenal eberapa kategori tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum dan khusus,
jangka panjang menengah dan pendek.
b. Isi
atau Materi
Isi
kurikulum adaIah berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang harus
diberikan kepada anak untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi
kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan maupun pengalaman belajar
diessuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan masyarakat,
(tuntutan dan kebutuhan), perkembangan iptek. Ada tiga pengetahuan dasar
manusia yaitu pengetahuan tentang benar salah (logika), pengetahuan baik-buruk
(etika), dan pengetahuan yang berkenaan dengan indah-jelek (estetika), Ada tiga kategori cabang ilmu pengetahuan:
llmu Pengetahuan Alam, ilmu Pengetahuan Sosial, dan ilmu Pengetahuan Humaniora.
ilmu pengetahuan mana yang pantas dan sesuai untuk diberikan pada anak jenjang
tertenta. Untuk memilih jenis pengetahuan dan pengalaman belajar yang tepat
diperlukan kriteria yang jelas.
c. Sistem
Penyampaian dan Media
Strategi
pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah
cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau
rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi
pelaksanaan kurikulum, Strategi pelaksanaan kurikulum pelaksanaan kurikulum
harus memperhatikan (a) tingkat dan jenjang pendidikan, (b) proses
belajar-mengajar (c) bimbingan dan penyuluhan, (d) administrasi
supervisi, (e) sarana kurikuler, (f) evaluasi atau penilaian.
d. Evaluasi
Evaluasi
ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan – tujuan yang telah ditentukan serta
menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Adapun secara garis
besar evaluasi ini terbagi menjadi dua yaitu:
·
Evaluasi hasil
belajar mengajar
Untuk menilai
keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan – tujuan khusus yang telah
ditentukan, diadakan suatu evaluasi. Evaluasi ini disebut juga evaluasi hasil
belajar – mengajar.
·
Evaluasi
pelaksanaan mengajar
Untuk mengevaluasi komponen dan
proses pelaksanaan mengajar bukan hanya digunakan tes tetapi juga digunakan
bentuk – bentuk nontes, seperti obserfasi, studi dokumenter, analisis hasil
pekerjaan, angket dan cheklist.
Daftar Pustaka
Ahmad. (1998) Pengembangan Kurikulum,
CV. Pustaka Setia, Bandung.
Sukmadinata,
nana Syaukih. (2011), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung.
Rosda karya
Sudjana, Nana.
1996. PembinaandanPengembanganKurikulum di Sekolah. Bandung
:SinarBaruAlgerindo.
http://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/06/makalah-landasan-pengembangan-kurikulum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar