BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Muhammad Iqbal dan Sayyid Ahmad Khan adalah seorang reformer dalam
pendidikan islam yang berasal dari India. Pada waktu itu kondisi pendidikan
umat Islam di India sangat terpuruk dan terbelakang. Karena penjajahan yang dilakukan
oleh bangsa Inggris dan penguasaan yang dlakukan oleh umat hindhu India.
Melalui ide – ide Sayyid Ahmad Khan yang sangat cemerlang, dia mampu mengubah
kondisi pendidikan umat islam di India menjadi lebih baik. Melalui Universitas
yang didirikan Ahmad Khan, mampu menghasilkan penerus – penerus Islam yang
memiliki intelegensi yang bermutu, dan berpikiran maju sehingga tidak
tertinggal dengan perkembangan zaman dan mampu bersaing dengan Negara – Negara
barat.
Pemikiran – pemikiran Sayyid Ahmad Khan ini tidak hanya terkungkung di
India saja akan tetapi tersebar luas di saentero jagat. Namanya dan
pemikiran-pemikirannya masih terkenang dan dipakai oleh para pakar pendidikan,
mahasiswa dan orang – orang yang peduli pada pendidikan khususnya pendididkan Islam.
Sedangkan Muhammad Iqbal adalah seorang yang prtama kali menggagas negera
ialam pakistan yang awalnya masuk wilayah India. Pemikiran – pemikirannya baik
yang tertulis dalam syair maupun bukan sangatlah indah dan dikemudian
dipelajari oleh banyak orang termasuk penulis makalah.
Untuk itu disini kami akan membahas sedikit tentang dua sosok pemikir islam
kontemporer yang berasal dari india ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Biografi
akhmad khan
2.
Pemikiran Sayyid Ahmad
Khan mengenai pembaharuan dalam Islam.
3.
Biografi Muhammad Iqbal
4.
Pemikiran Muhammad ikbal
BA II
PEMBAHASAN
1.
Biografi Sayyid Akhmad Khan
Sayyid Ahmad
Khan dikenal sebagai seorang tokoh pembaru di kalangan umat Islam India pada
abad ke-19. Dia dilahirkan di India pada 6 Dzulhijjah 1232 Hijriyah atau 17
Oktober 1817 Masehi di kota Delhi. Nenek moyangnya berasal dari Semenanjung
Arab yang kemudian hijrah ke Herat, Persia (Iran), karena tekanan politik pada
zaman dinasti Bani Umayyah. Dari Herat mereka hijrah ke Hindustan (India) dan
menetap di sana. Ayahnya bernama al-Muttaqi, seorang ulama yang saleh. Ahmad
Khan memiliki pertalian darah dengan Nabi Muhammad SAW melalui cucu beliau dari
keturunan Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Talib. Karena itulah dia bergelar
sayyid. lbunya seorang wanita cerdas dan pandai mendidik anak-anaknya. Ahmad
Khan memulai pendidikannya dalam pengetahuan agama secara tradisional. Di
samping itu beliau juga mempelajari bahasa Persia dan bahasa Arab, matematika,
mekanika, sejarah dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Ayahnya meninggal tahun
1838, pada saat itu Ahmad Khan mulai bekerja pada Serikat India Timur, kemudian
ia pindah bekerja sebagai hakim di Fatehpur (1841). Selanjutnya ia dipindahkan
ke Bignaur. Dan pada tahun 1846 ia kembali lagi ke Delhi. Masa delapan tahun di
Delhi merupakan masa yang paling berharga dalam hidupnya karena ia dapat
melanjutkan pelajarannya. Ketika terjadi pemberontakan umat Hindu dan umat
Islam terhadap penguasa Inggris pada tanggal 10 Mei 1857, Ahmad Khan berada di
Bignaur sebagai salah seorang pegawai peradilan. Ia membantu melepaskan
orang-orang Inggris yang teraniaya di Bignaur. Atas jasa-jasanya, pemerintah
Inggris menganugerahkan gelar Sir dan memberikan berbagai hadiah kepadanya.
Ahmad Khan menerima gelar tersebut, tetapi ia menolak hadiah-hadiah itu,
kecuali kesempatan untuk berkunjung ke Inggris pada tahun 1869. Kesempatan
tersebut dimanfaatkan olehnya untuk meneliti lebih jauh sistem pendidikan serta
menyaksikan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Inggris. Ahmad Khan pun menjelaskan kepada pemerintah Inggris bahwa dalam
pemberontakan di tahun 1857, umat Islam tidaklah memainkan peran utama. Hal itu
dijelaskan lewat buku yang berisikan catatan kronologis pemberotakan tersebut
(Tarikhi Sarkhasi Bijnaur/1858). Buku lainnya, berjudul Asbab Baghawat-i Hind
(1858) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, The Causes of the Indian Revolt
(Sebab-sebab Revolusi India), juga menceritakan hal yang sama. Ahmad Khan
berhasil mendamaikan umat Islam dengan pemerintah Inggris. Bukunya antara lain
Risalah tentang Orang-orang Saleh (Risalat Khair Khawahan Musulman) dan Hukum
Memakan makanan Ahli Kitab (Ahkam Ta'am Ahl al-Kitab). Setelah berhasil
mendamaikan umat Islam dan pemerintah Inggris, Ahmad Khan mulai memunculkan
ide-idenya dalam rangka memajukan umat Islam.
Menurut Ahmad Khan, umat Islam terbelakang, bodoh, dan miskin, karena mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagaimana yang dimiliki oleh negara Eropa lainnya. la berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern dan teknologi adalah hasil pendayagunaan akal yang maksimal. Sejalan dengan itu, Al-Quran sangat mendorong umat Islam untuk mempergunakan akal dalam bidang-bidang yang sangat luas, walaupun jangkauan akal tersebut terbatas.
Cita cita Ahmad Khan untuk mendirikan perguruan tinggi akhirnya terwujud dengan diletakkannya batu pertama pembangunan gedung perguruan tinggi tersebut oleh Gubernur Jendral Lord Lotion pada tanggal 8 Januari 1877 di kota Aligarth. Perguruan tinggi tersebut diberi nama Muhammadan Anglo Oriental College, yang lebih dikenal dengan Aligarth College Masa-masa akhir hayatnya digunakan untuk mewujudkan Aligarth College yang didirikannya itu. Sayyid Ahmad Khan meninggal pada usia 81 tahun. Seluruh India berkabung, dan umat Islam kehilangan seorang tokoh besar yang selama hidupnya digunakan untuk memajukan bangsanya. Ahmad Khan telah tiada, namun sampai kini gagasan-gagasannya masih banyak diualas oleh akademisi dan para ilmuan.
Menurut Ahmad Khan, umat Islam terbelakang, bodoh, dan miskin, karena mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagaimana yang dimiliki oleh negara Eropa lainnya. la berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern dan teknologi adalah hasil pendayagunaan akal yang maksimal. Sejalan dengan itu, Al-Quran sangat mendorong umat Islam untuk mempergunakan akal dalam bidang-bidang yang sangat luas, walaupun jangkauan akal tersebut terbatas.
Cita cita Ahmad Khan untuk mendirikan perguruan tinggi akhirnya terwujud dengan diletakkannya batu pertama pembangunan gedung perguruan tinggi tersebut oleh Gubernur Jendral Lord Lotion pada tanggal 8 Januari 1877 di kota Aligarth. Perguruan tinggi tersebut diberi nama Muhammadan Anglo Oriental College, yang lebih dikenal dengan Aligarth College Masa-masa akhir hayatnya digunakan untuk mewujudkan Aligarth College yang didirikannya itu. Sayyid Ahmad Khan meninggal pada usia 81 tahun. Seluruh India berkabung, dan umat Islam kehilangan seorang tokoh besar yang selama hidupnya digunakan untuk memajukan bangsanya. Ahmad Khan telah tiada, namun sampai kini gagasan-gagasannya masih banyak diualas oleh akademisi dan para ilmuan.
2.
Pemikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam.
a)
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa
peningkatan kedudukan ummat Islam India, dapat diwujudkan dengan bekerjasama
dengan Inggris. Inggris merupakan penguasa terkuat di India, dan menentang
kekuasaan itu tidak membawa kebaikan bagi umat Islam India. Hal ini akan membuat
mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu
India. Disamping itu dasar ketinggian dan kekuatan barat, termasuk didalamnya
Inggris, ialah ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Untuk dapat maju, umat
Islam harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu. Jalan yang
harus ditempuh ummat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi
modern yang diperlukan itu bukanlah kerjasama dengan Hindu dalam menentang
Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan Inggris. Ia
berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan 1857, ummat Islam
tidak memainkan peranan utama. Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang ia
tunjukkan terhadap Inggris Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan
Inggris terhadap ummat Islam India. Dan sementara itu kepada ummat Islam ia
anjurkan supaya jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap berteman dan
bersahabat dengan Inggris. Cita - citanya untuk menjalani hubungan baik antara
Inggris dan umat islam, agar ummat islam dapat di tolong dari kemunduranya ,
dapat di wujudkan di masa hidupnya.
b)
Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa
ummat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman.
Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di barat.
Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan
dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal
mendapat penghargaan tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai orang Islam
yang percaya kapada wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan dan kebebasan akal
mempunyai batas, ia percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam
menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Alam, berjalan dan beredar sesuai
dengan hukum alam yang telah ditentukan Tuhan. Segalanya dalam alam terjadi
menurut hukum sebab akibat. Tetapi wujud semuanya tergantung pada sebab pertama
yaitu Allah SWT. Kalau ada sesuatu yang putus hubungannya dengan sebab pertama,
maka wujud sesuatu itu akan lenyap.
c)
Sayyid Ahmad Khan menolak faham
Taklid bahkan tidak segan-segan menyerang faham ini. Sumber ajaran Islam
menurut pendapatnya hanyalah Al Qur’an dan Al Hadist. Pendapat ulama’ di masa
lampau tidak mengikat bagi ummat Islam dan diantara pendapat mereka ada yang
tidak sesuai lagi dengan zaman modern. Pendapat serupa itu dapat ditinggalkan.
Masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan dan oleh karena itu perlu
diadakan ijtihad baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran Islam dengan
suasana masyarakat yang berubah itu. Dalam mengadakan ijtihad, ijma’ dan qiyas
baginya tidak merupakan sumber ajaran Islam yang bersifat absolute. Hadits juga
tidak semuanya diterimanya karena ada hadits buat-buatan. Hadits dapat ia
terima sebagai sumber hanya setelah diadakan penelitian yang seksama tentang
keasliannya.
d)
Yang menjadi dasar bagi sistem
perkawinan dalam Islam, menurut pendapatnya, adalah sistem monogamy, dan bukan
sistem poligami sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama’-ulama’ dizaman itu.
Poligami tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu. Hukum
pemotongan tangan bagi pencuri bukan suatu hukum yang wajib dilaksanakan,
tetapi hanya merupakan hukum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu.
Disamping hukum potong tangan terdapat hukum penjara bagi pencuri. Perbudakan
yang disebut dalam Al Qur’an hanyalah terbatas pada hari-hari pertama dari
perjuangan Islam. Sesudah jatuh dan menyerahnya kota Makkah, perbudakan tidak
dibolehkan lagi dalam Islam. Tujuan sebenarnya dari do’a ialah merasakan kehadiran
Tuhan, dengan lain kata do’a diperlukan untuk urusan spiritual dan ketenteraman
jiwa. Faham bahwa tujuan do’a adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan bahwa Tuhan
mengabulkan permintaan itu, ia tolak. Kebanyakan do’a yang demikian, ia
menjelaskan tidak pernah dikabulkan Tuhan.
e)
Dalam ide politik, Sayyid Ahmad
Khan, berpendapat bahwa ummat Islam merupakan satu ummat yang tidak dapat
membentuk suatu Negara dengan ummat Hindu. Ummat Islam harus mempunyai Negara
tersendiri,. Bersatu dengan ummat Hindu dalam satu Negara akan membuat
minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap dalam mayoritas ummat
Hindu yang lebih tinggi kemajuannya.
Inilah pokok-pokok pemikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam. Ide-ide yang dimajukannya banyak persamaannya dengan pemikiran Muhammad Abduh di Mesir. Kedua pemuka pembaharuan ini sama-sama memberi penghargaan tinggi kepada akal manusia, sama-sama menganut faham Qadariyah, sama-sama percaya kepada hukum alam ciptaan Tuhan, sama-sama menentang taklid, dan sama-sama membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh ummat Islam pada umumnya diwaktu itu.
Inilah pokok-pokok pemikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam. Ide-ide yang dimajukannya banyak persamaannya dengan pemikiran Muhammad Abduh di Mesir. Kedua pemuka pembaharuan ini sama-sama memberi penghargaan tinggi kepada akal manusia, sama-sama menganut faham Qadariyah, sama-sama percaya kepada hukum alam ciptaan Tuhan, sama-sama menentang taklid, dan sama-sama membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh ummat Islam pada umumnya diwaktu itu.
3.
Biogarafi Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal dilahirkan di
Sialkot, Punjab, India, dari keluraga menengah pada tanggal 22 Pebruari 1873.
Beberapa sumber juga mengatakan, bahwa ia lahir pada tahun 1876. Ayahnya Nur
Muhammad, pada mulanya adalah seorang pegawai negeri, kemudian menjadi seorang
pedagang yang mempunyai rasa kejiwaan mistis dan rasa keagamaan yang mendalam.
Nenek moyangnya adalah dari orang-orang Brahma Kasymir yang telah memeluk agama
Islam kira-kira tiga abad sebelum Muhammad Iqbal lahir. Mereka pindah ke Punjab
pada awal abad ke XIX dan menetap di Sialkot.
Pada waktu Muhammad Iqbal menerima
pendidikan dari ayahnya. Mula-mula sekali ia belajar al-Quran. Kemudian masuk
ke Murry College. Gurunya antara lain ialah Mir Hasan. Seorang ulama besar dan
guru dalam Ilmu Ke-susasteraan Persia dan Arab. Dialah yang pertama kali
memompakan agama ke dalam jiwa Muhammad Iqbal. Sejak itu, Muhammad Iqbal gemar
sekali mengubah syair-syiar ke dalam bahasa Urdu, dan bakatnya itu lebih
berkembang lagi setelah ia di Delhi, pusat intelektualisme di anak benua
Indo-Pakistan waktu itu.
Muhammad
Iqbal menyelesaikan studinya di Sialkot, lalu melanjutkan pendidikan ke Government
College di Lahore sampai memperoleh gelar Magister-nya. Gurunya yang
terkenal ialah Sir Thomas Arnold, seorang orientalis yang mendorong Iqbal
melanjutkan studi di Universitas Camridge, Inggris. Guru inilah mengajarkan
sejarah dan Philosopy kepada Muhammad Iqbal.
Ketika
berusia sekitar 29 tahun (1905), Muhammad Iqbal melanjutkan pendidikannya dalam
bidang filsafat di Universitas Cabrigde Inggris. Dua tahun kemudian (1907), ia
pindah dan melanjutkan studinya di Munich Trinity College, Jerman Barat, sampai
memperoleh gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang tasawuf. Untuk meraih gelar ini, ia
memanjukan tesis doktoralnya yang berjudul The Development of Metaphisycs in
Persia (Perkembangan Metafisika di Persia). Selama belajar di Eropa ia
banyak mengkaji buku-buku ilmiah di perpustakaan Camridge, London, dan Berlin.
Di samping itu, ia juga mempelajari watak dan karakteristik orang-orang Eropa.
Pada tahun
1908, Muhammad Iqbal kembali ke Lahore. Tidak lama kemudian, ia bekerja sebagai
pengacara dan dosen filsafat. Sebagai dosen, ia aktif memberikan ceramah di
beberapa universitas di India. Hasil dan kumpulan ceramhnya, kemuian, dibukukan
dengan judul The Recontsruktion of Reliogion Thougt in Islam.
Muhammad
Iqbal dianugerahi gelar Sir oleh pemerintah Inggris Pada tahun 1922, karena
jasanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama sastra Inggris dan
Filsafat. Pada tahun 1928 dan awal tahun 1929, ia mengadakan perjalanan ke
India Selatan. Demi kepentingan politik India, kemudian ia memasuki lapangan
politik. Prestasi politiknya ditandai oleh keperpilihannya sebagai presiden
Liga Muslimin pada tahun 1930. Kemudian, dua kali ia mengikuti Perundingan Meja
Bundar yang diselenggarakan di London, Inggris. Selain itu, ia pun pernah turut
menghadiri Konfresensi Islam di Yerussalem.
Meskipun
Muhammad Iqbal telah banyak terlibat dalam kegiatan politik, namun otoritas
intelektualnya tetap diakui. Terbukti, ketika pada tahun 1933, ia diundang ke
Afganistan untuk membicarakan rencana pembentukan Universitas Kabul.
Muhammad
Iqbal sebagai tokoh pemikir, dan arsitek pembentukan negara Islam pakistan ini,
wafat pada tanggal 25 Maret 1938 (1357 H). Dengan demikian, Muhammad Iqbal
wafat dalam usia 62 tahun menurut perhitungan kelender Masehi.
4.
Pemikiran Muhammad ikbal
a)
Ia
mendapatkan bahwa orang orang Barat lebih mementingkan kebendaan dari pada
kehormatan, mereka mengagungkan paham materialisme, imperialisme, dan
nasionalisme. Iqbal mengingatkan bahawa kehidupan masyarakat yang sedemikian
itu lambat-laun akan musnah dan binasa
b)
Intisari hidup adalah gerak, kemudian setelah bergerak lalu pembinaan gerak itu ke arah yang
lebih baik. Sedang hukum hidup adalah mencipta. Maka Iqbal menyerukan kepada umat
Islam agar membangun dan mencipta dunia baru.
c)
Negara Islam merupakan suatu masyarakat
yang keanggotaannya berdasarkan keyakinan agama (the relegious faith) yang
sama, dan bertujuan untuk merealisasikan suatu kebebasan (freedom), persamaan
(egality), dan persaudaraan (brotherhood).
d)
Nasionalisme
merupakan suatu alat yang bisa digunakan untuk memecah belah dunia muslim yang
akan berakibat pada adanya pemisahan sesama manusia, terjadinya perpecahan
antar bangsa-bangsa dan adanya pemisahan agama dari politik
BAB III
PENUTUP
Demikian sedikit pemaparan tentang Sayyid Akhmad Khan dan Muhammad
Iqbal yang mana keduanya merupakan tokoh islam kontemporer.
Sayyid Ahmad Khan mempunyai pemikiran bahwa untuk memajukan umat
islam maka harus dengan mengikuti perkembangan zaman. Gagasan – gagasan dari
Sayyid Ahmad Khan kebanyakan menyatakan untuk mau bekerja sama dengan inggris
yang waktu itu menjajah India.
Sementara gagasan serta pemikiran Muhammad Iqbal merupakan
pembaruan agar umat islam berfikir secara dinamis dengan melihat jauh kedepan
senantiasa menganjurkan pemakaian akal di dalam menginterpretasikan ayat
ataupun tanda yang ada dalam alam semesta, sebagaimana adanya rotasi bumi,
matahari, dan bulan. Orang-orang yang tidak peduli dan tidak memperhatikan
tanda-tanda tersebut akan buta terhadap masa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti A, Alam Pikiran Islam Modern di India dan
Pakistan, Bandung, Mizan 1998
Azra, Azyumardi dan Syafii Maarif, Ensiklopedi Tokoh Islam dari Abu Bakr sampai
Natsir dan Qardhawi. Bandung, Mizan, tahun 2003
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam
Islam, Jakarta, Bulan Bintang, th. 2003
http://www.muhammadiyah.or.id _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 14
November, 2008, 14:10
http://miftachulmaayis-myblog.blogspot.com/2008/05/sayyid-ahmad-khan-dan-gerakan-aligarh.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar