Sabtu, 18 Desember 2010

TULISAN LEPAS

IDUL FITRI
                Seiring Takbir, Tahlil, dan Tahmid menggema di angkasa. Kau datang pesona senyummu. Dirimu yang begitu sumringah setelah sebulan penuh di gyur dengan siraman – siraman rohani Ramadlan, menemuikuyang berada dalam puncak kerinduan.
                Selamat datang Idul Fitri..!! hanya itu kata yang sanggup ku ungkapkan untuk menyambutmu. Aku tak sama dengan  mereka yang berusaha memaknaimudengan macam – macam tafsiran. Hanya saja kalau aku dipaksa untuk memaknaimu adalah kau hari yang sangat istimewa.
                Bisa dibayangkan betapa sikap rendah hati semua orang keluar dengan sendirinya saat kau datang. Mulai dari pejabat sampai gelandangan, pelacur dan apapun jua. Semua mengakui dan minta maaf akan kesalahannya selama ini. Semuanya sadar bahwasanya manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Hingga mendorong mereka untuk minta maaf akan kesalahan yang entah sengaja atau idak.
                Alangkah indahnya kalau semua hari adalah idul fitri. Tiada dendam, tiada dengki, tiada iri dan tiada sifat – sifat buruk yang lain. Mungkin dunia ini sangat damai, aman tenteram laksana di Syrga.
                Sayangg!! Kau hanya hadir menyapa manusia sekali dalam setahun. Bahkan karena begitu sebentarnya waktu bersamamu banyak orang yang belum mendsarah daging denganmu. Sedang kau telah pergi. Itulah fenomenamu yang  begitu istimewa menurutku.
                Bagiku sang pendosa yang mengharap kehadiranmu, hanya mampu berseloroh “selamat datang idul fitri”.

PONDOKKU
                Pondokku ada di tengah kota kecil di pesisir utara pulau jawa. Kota kecil itu bernama Rembang. Kota yang tak begitu terkenal kerena memang terlalu kecil untuk dikenang.
                Dalam kota yang tak begitu ramai itulah aku digodok untuk menjadi manusia utuh yang bisa memanusiakan manusia. Itulah harapan orang tua padaku.
                Hari – hariku di pondok dipenuhi berbagai hal yang memang disiapkan khusus untuk menggodok aku dan kawan – kawanku. Mulai dari ngaji, belajar wajib, sorogan, ro’an, sampai dengan ta’ziran yang kadang membuat orang di luar pondok erheran – heran.
                Kegiatan dimulai dari pukul 04.30 dan berakhir pukul 23.00. didalam waktu itu aku dan kawan – kawanku disuruh untk belajar memahami hidup yang memang penuh dengan sesuatu hal yang yang sangat tak terduga.
                Suka duka selalu menghiasi hari -  hariku yang jauh dari  rumah dan sanak keluarga. Rindu yang berkumpul setiap hari sampai dengan rasa kesal bila ada hal yang yang aku tak sanggup mengatasinya sendiri.
                Yah..!! inilah aku yang hidup dalam dunia fana. Hidupku yang membawaku terus menggapai angan agar aku tetap hidup.

AKU SEKARANG
                Inilah aku yang sekarang. Aku yang takk pernah berbeda dengan aku yang dulu. Kegiatan, kesenangan, kemalasan semua hampir tak berubah dalam hidupku yang penuh dengan hal – hal yang tak diduga.
                Kesenanganku bermalas malasan dan berangan – angan untuk menjadi orang yang diorangkan.
                Sudahlah..!! semua tentangku tak ada yang pperlu dibahas panjang  lebar.
KEBERANIAN
                Lihatlah keberanian imam Nawawi tatkala harus mengatakan harus kebenaran di hadapan penguasa yang zalim. Saat itu sultan Baibars sudah mengumpulkan tanda tangan seluruh ulama di Damaskus. Mereka semua membolehkan memungut harta rakyat untuk keperluan jihad melawan pasukan tartar. Setelah tanda tangan terkumpul Sultan bertanya “apakah masih ada yang belum tanda tangan?” jawab mereka “ya.. syeh Muhyidin an nawawi belum tanda tangan”. Lalu dipanggilah Imam Nawawi untuk memberikan tanda tangannya sebagaimana yang dilakukanoleh ulallma  - ulama yang lain. Namun imam Nawawi tidak mau tanda tangan.
                Sultan bertanya, ”kenapa engkau tidak mau tanda tangan?” kata Imam, “kita semua tahu, bahwa engkau dulunya hamba sahaya dari bundakdar yang tidak mempunyai apa – apa. Lalu Alloh memuliakanmu sebagai raja. Sekarang engkau memiliki seribu sahaya, setiap sahaya memiliki pakaian kebesaran dari emas. Dan engkau juga memiliki dua ratus orang hamba perempuan, masing – masing memiliki perhiasan. Sekiranya engkau infakkan itu semua, sehingga para hambamu hanya memakai pakaian bulu Domba, dan semua hamba perempuanmu hanya mengenakan pakaiannya saja tanpa perhiasan, pasti akan aku fatwakan bolehnya mengambil harta rakyat untuk keperluan jihad”.
MORAL SANTRI
                Ini ceritta zaman dahulu kala. Kata guru – guruku, dahulu seorrang santri sanggat ta’dzim pada gurunya. Guruku menceritakan ini karena beliau sudh tak tahan lagi dengan moral santrizaman sekarang. Beliau mengatakan santri memeng meengandalkan keta’dziman.
                Santri sekarang jangankan sungkan lewat didepan ndalem pak yai, bahkan lewat di depannya pun tak lagi sungkan. Inilah gejala yang selama ini mewabah para santri hampir di semua tempat.
ANEH TAPI NYATA
                Inilah dunia tempatku hidup sudah lebih dari 21 Thun. Duniaku penuh warna – warni dan aneka keanehan yang sulit untuk ku ungkap dalam alam pikirku. Semenjak pagi, siang, sore, malam sampai kembali ke pagi lagi. Dunia kita sangat aneh dan tak mudah ku mengerti. Tak kalah dengan duniaku adalah penghuninya termasuk juga aku.
                Kehidupan dunia yang semakin lama semakin aneh , mau tidak mau harus ku ikuti meski akku tidak menirunya. Inilah tantangan paling berat bagiku. Aku harus mengikuti dunia namun aku tidak boleh masuk kedalamnya.
                Tentunya kau sudah pahaam arah pembicaraan yang kita bahas kali ini. Betapa dunia kini sudah sangat rusak. Banyak pelacur
KIAMAT
Pernahkah kau bayangkan bila esok pagi kiamat datang menghampiri kita? Pernahkah kau bayangkan bila kiamat datang keadaanmu masih seperti sekarang. Apa yang akan kau pertanggung jawabkan dihadapan tuhanmu.
Duhai jiwa...!!!duhai badan...!!!
Mengapakah kau tak juga kunjung sadar.mengapakah kau masih saja melakukan dosa-dosa yang besar dan kecil.kenapakah kau seakan lupa akan darimana asalmu datang.
Badan nan malang...!!!
Kau diberi akal.apa sajakah yang telah kau kerjakan dengan akalmu. Untuk kebaikankah? Untuk keburukankah....? Apasaja yang telah kau hasilkan dengan adanya akal padadirimu.?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar